Senin, 10 Juni 2013

Suami Istri Teladan

Suami Istri Teladan
Ditengah-tengah kesibukannya memimpin umat, Rasul Saw masih menyempatkan membantu istri-istrinya mengerjakan tugas-tugas rumah tangga. Karena baktinya kepada suami, malaikat Jibril mengabarkan kepada Nabi Saw bahwa Khadijah telah dibuatkan rumah di surga, terbuat dari mutiara yang tiada suara gaduh di dalamnya dan tiada kepenatan.

Masyarakat Islam bagaikan bangunan kokoh. Keluarga bukan saja sebagai sendi terpenting dalam bangunan tersebut, tapi juga unsur pokok bagi eksistensi umat Islam secara keseluruhan. Karena itu, agama Islam memberikan perhatian khusus kepada masalah pembentukan keluarga.

Perhatian istimewa terhadap pembentukan keluarga tercermin dalam beberapa hal. Pertama, al-Qur'an menjabarkan cukup terinci tentang pembentukan keluarga. Ayat-ayat tentang pembinaan keluarga termasuk paling banyak jumlahnya dibanding ayat-ayat yang menjelaskan masalah lain. Al-Qur'an menjelaskan tentang keutamaan menikah, perintah menikah, pergaulan suami-istri, menyusui anak, penguatan keluarga dan lainnya.

Kedua, sejak dini as-Sunnah telah mengajarkan takwinul usrah yang shalihah dengan cara memilih calon mempelai yang shalihah. Rasulullah Saw bersabda, "Pilihlah tempat untuk menanam benihmu karena sesungguhnya tabiat seseorang bisa menurun ke anak."

Rasulullah Suami Teladan
Rasulullah Saw sejak masa remaja sudah terkenal sebagai orang yang bersih dan berbudi mulia. Ketika menginjak usia 25 tahun menikahi Khadijah binti Khuwailid. Sejak itulah beliau mengarungi kehidupan rumah tangga yang diliputi kebahagiaan, ketentraman dan ketenangan.

Rasulullah Saw sangat menghormati wanita, terlebih istrinya. Beliau bersabda, "Tidaklah orang yang memuliakan wanita kecuali orang yang mulia; dan tidaklah yang menghinakannya kecuali orang yang hina."

Menghormati istri adalah kewajiban suami. Al-Qur'an berkali-kali memerintahkan agar menghormati dan berbuat baik kepada istri. Al-Qur'an tidak hanya mengharuskan untuk berbuat baik dalam menggauli istri, baik dalam keadaan marah atau tidak. Tapi justru ditekankan kewajiban untuk berbuat ma'ruf dan ihsan terhadap istri dan dilarang menyakiti atau menyiksanya.

Pernah datang seorang wanita mengadu kepada Rasulullah Saw bahwa suaminya telah memukul. Maka beliau berdiri seraya menolak perlakuan tersebut dengan bersabda "Salah seorang dari kamu memukuli istrinya seperti memukul seorang budak, kemudian setelah itu memeluknya kembali, apakah dia tidak merasa malu?''

Rasulullah Saw mengizinkan memukul istri yang tidak taat pada Allah, Rasul, dan suaminya, dengan pukulan yang tidak membahayakan setelah diberi nasihat serta ancaman secukupnya. Lalu, beliau didatangi 70 wanita dan mengadu bahwa mereka dipukuli suami.

Rasulullah Saw pun berpidato seraya berkata, "Demi Allah, telah banyak wanita berdatangan kepada keluarga Muhammad untuk mengadukan suaminya yang sering memukulnya. Demi Allah, mereka yang suka memukul istri tidaklah aku dapatkan sebagai orang-orang yang terbaik di antara kamu sekalian."

Rasulullah Saw merupakan teladan dalam kehidupan rumah tangga. Beliau sering bercanda dan bergurau dengan istri-istrinya. Dalam satu riwayat disebutkan, Rasul Saw balapan lari dengan Aisyah, terkadang beliau dikalahkan dan pada hari lain beliau menang.

Rasul Saw senantiasa menegaskan pentingnya sikap lemah lembut dan penuh kasih sayang kepada istri. Kita jumpai banyak hadits berikut, "Orang mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya dan paling lembut pada keluarganya."

Riwayat lain menyebutkan, "Sebaik-baik diantara kamu adalah yang paling baik pada keluarganya dan aku (Muhammad Saw) adalah yang paling baik terhadap keluargaku."

Diantara yang menunjukkan keteladanan beliau dalam menghormati istri adalah menampakkan sikap lembut, penuh kasih sayang, tidak mengkritik hal-hal yang tidak berguna untuk dikritik, memaafkan kekeliruannya, dan memperbaiki kesalahannya dengan lembut dan sabar. Jika ada waktu senggang Nabi Saw ikut membantu istrinya dalam mengerjakan kewajiban rumah tangga.

Aisyah pernah ditanya tentang apa yang pernah dilakukan Rasulullah Saw di rumahnya, ia menjawab, "Rasulullah mengerjakan tugas-tugas rumah tangga, dan jika datang waktu shalat, Rasul pun pergi shalat."

Rasulullah Saw memiliki kelapangan dada dan sikap toleran terhadap istrinya. Jika istrinya salah atau marah, Nabi Saw memahami betul jiwa seorang wanita yang sering emosional dan berontak.

Beliau juga memahami bahwa rumah tangga adalah tempat yang paling layak dijadikan contoh bagi seorang Muslim adalah rumah tangga yang penuh dengan cinta dan kebahagiaan. Kehidupan rumah tangga harus dipenuhi gelak tawa, kelapangan hati, dan kebahagiaan agar tidak membosankan.

Jika terpaksa harus bertindak tegas, Rasulullah Saw melakukannya dengan disertai kelembutan dan kerelaan. Sikap keras dan tegas semata-mata untuk mengobati keburukan dalam diri wanita, sedangkan kelembutan dan kasih sayang untuk mengobati kelemahan dan kelembutan dalam dirinya.

BANNER FREE MEMBER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar