Berikut tips anti cerai dari dr Andri Sp Kj, seorang psikiater dengan peminatan pada bidang Psikosomatik Medis. Ia menulis tips ini berdasarkan pengalaman pasien dan ilmu dasar perilaku manusia yang menjadi keahliannya. Selain itu, ia juga mendasarkannya dari bukunya Stephen Covey yang berjudul "The 7 Habits of Highly Effective Families".
Jadilah Pilot dan Co-Pilot
pasangan suami istri dalam mengarungi rumah tangga bisa mengambil perumpamaan pilot dan co-pilot pesawat terbang. Beberapa hal perlu ditekankan adalah :
1. Pelatihan
Menjadi pilot dan co-pilot butuh pelatihan. Untuk menjadi ahli dalam mengemudikan pesawat seorang harus kursus sampai dinyatakan siap menjadi pilot yang mempu menerbangkan pesawat, Bahkan dalam setiap penerbangan, manual book selalu dibawa pilot sebagai persiapan jika terjadi bahaya di dalam penerbangan.
Hal yang sama seharusnya juga terjadi dalam mempersiapkan pernikahan. Kesiapan jiwa dan raga perlu untuk memasuki pernikahan. Materi saja belum cukup. Kesiapan mental, terutama kesiapan berkomitmen merupakan yang paling utama. Pelatihan bisa didapatkan dari kehidupan masing-masing pasangan, pola asuh dan nilai keluarga, yang sangat berperan dalam membentuk karakter. Jangan lupa menambah pengetahuan dari buku-buku yang baik dalam memberikan pengetahuan tentang menjalankan rumah tangga.
2. Tujuan Yang Sama
Pilot dan co-pilot sebelum menerbangkan pesawat akan menentukan arah tujuanya. Berapa ketinggiannya, berapa kecepatannya, arah mana yang akan ditempuh semua didiskusikan dan ditentukan sebelum pesawat berjalan.
Begitu juga dengan pernikahan. Suami sebagai piot dan istri sebagai co-pilot harus mempunyai tujuan yang sama. Tidak akan baik hasilnya jika suami dan istri berbeda tujuan. Komunikasikan tujuan ini bersama-sama.
3. Persiapan Menghadapi Badai
Terkadang, perjalanan pesawat menghadapi badai dan turbulensi. Untuk itu pilot dan co-pilot harus mengubah haluan pesawat atau mendarat di bandara terdekat. Semuanya didiskusikan dengan segera untuk keselamatan bersama.
Begitu juga perkawinan. Seringkali badai datang mengganggu rumah tangga. Hal ini perlu disadari oleh kedua belah pihak jika ingin mengubah haluan. Bicarakan bersama tentang apa yang harus dilakukan. Tentukan tujuan baru, lalu komunikasikan dengan baik dan efektif. Harapannya, agar tujuan rumah tangga tetap merupakan hasil keputusan berdua.
semoga bermanfaat ...........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar